Dikutip dari FB Muhammad Sulaiman, aktivis Muhammadiyah di kota Palembang, Senin (15/5) terjadi pertemuan di Ruang Parameswara Pemkot Palembang, tentang kontroversi penyalaan lilin di Depan Menpera seberang Masjid Agung Palembang.
Pemkot telah meminta klarifikasi penanggung jawab acara, ternyata yang muncul hanya Korlap, Jubir dan satu anggota.
Koordinator Aksi dan para Panitia dinilai tidak Gentle dan tidak bertanggung jawab. Pihak Kapolresta memastikan, acara menyalahi aturan sehingga semestinya tidak boleh diadakan.
Kemudian, para Alim Ulama dan tokoh masyarakat Palembang menyampaikan beberapa hal diantaranya:
1. Mempertegas bahwa acara itu Ilegal dan sudah semestinya dibubarkan tapi aneh masih tetap berjalan.
2. Jika dicek hati mereka, sebenarnya acara tersebut bukan untuk NKRI ataupun Pancasila tapi karena Ahok.
3. Menuntut penjelasan siapa yang dimaksud wong kito galo, wong Palembang banyak dan tidak terwakili peserta aksi, tidak pernah diajak kumpul dan bicara dan terbukti yang hadir hanya etnis tertentu dan agama tertentu.
4. Proses hukum Ahok jangan dimanfaatkan untuk memainkan playing victim dan digeser ke arah seolah minoritas etnis ataupun agama terzholimi, itu manuver orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
5. Waktu kegiatan jelas menyalahi aturan, menabrak acara cawisan Masjid Agung dan Azan Isya, padahal di Palembang acara Musik sekalipun di BKB tidak pernah diadakan di waktu tersebut. Kalaupun panitia mengatakan bahwa teriakan "huuu" bukan untuk azan namun itu belum bisa dibuktikan karena video yang ada masih perlu dicek dan dibuktikan.
6. Jangan memancing keributan dan konflik di Palembang dan Sumsel yang sudah dinyatakan Zero Konflik, umat Islam sudah cukup sabar namun ada pihak-pihak yang terus berusaha melakukan manuver merusak kondusifitas kota Palembang.
7. Pelaksana kegiatan harus mengklarifikasi dan mohon maaf tertulis kepada warga kota Palembang dan umat Islam pada umumnya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Pelaksana dan Penanggung Jawab acara Ahoker tersebut akhirnya mohon maaf secara tertulis dan disaksikan Walikota, Kapolresta, Dandim, para Ulama dan Wartawan. [risalah.tv/berdakwah.net]