Belum tuntas dugaan pelecehan pasien di sebuah rumah sakit di Surabaya, publik kembali dihebohkan dengan beredarnya video dugaan kelalaian penanganan medis di sebuah rumah sakit di Sidoarjo.
Video berdurasi 3 Menit 10 detik tersebut merekam kemarahan keluarga pasien kepada dokter dan perawat yang dituduh menelantarkan sang ibunda.
"Mbak sampeyan itu lho tadi berarti nyutik-nyuntik mayat. Sampeyan sudah tahu, ta banting. Ndak gitu, masak seorang suster nyuntik mayit ga tahu. Ini bukan nyuntik pasien tapi nyuntik mayit," dengan nada emosional, seorang wanita keluarga pasien menumpahkan kekesalannya.
"Biar tahu semua rumah sakit ini tahu seorang suster nyuntik mayit bukan nyuntik pasien," lanjutnya.
Seorang dokter berusaha memberikan penjelasan, namun jawabannya dinilai keluarga korban tidak memuaskan.
Video viral tersebut sudah sampai di tangan aparat dan kini sedang didalami.
"Dari penyelidikan awal bahwa rumah tersebut adalah RS SK di Sidoarjo," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Senin (29/1/2018), seperti dikutip Detik.
Barung pun meminta keluarga segera melaporkan ke polisi meskipun penggalian informasi oleh polisi telah dilakukan.
Diketahui, pasien yang diduga tidak mendapat penanganan medis semestinya itu bernama Supariyah, seorang wanita berusia 67 tahun asal Sidoarjo. Awalnya, ia mengeluhkan sakit kepala lalu anak korban membawanya ke IGD, Rabu (20/12/2017).
Setelah ditangani sekitar 30 hingga 40 menit di IGD, korban disuruh pulang. Namun di rumah, korban sempat mengeluarkan keringat dingin dan muntah-muntah. Lalu keluarga membawanya kembali ke Rumah Sakit.
Faisal Rizal (44), anak korban melanjutkan, di Rumah Sakit ibunya disuruh rawat inap. Namun dari pukul 17.00 hingga pukul 21.00 tidak satupun dokter yang memeriksa. Besoknya, sekitar pukul 12:30 WIB, ibunya diperiksa oleh dokter. Berdasarkan pemeriksaan itu, kesehatan sang ibunda dikatakan normal, hanya terdapat masalah gangguan syaraf.
Sekitar pukul 21:00 WIB, seorang suster melakukan penyuntikan tanpa mengecek kondisi kesehatan pasien.
Ternyata waktu itu sang ibunda sudah tidak bergerak dan denyut nadinya tidak berdenyut. Karenanya ia marah-marah. [Ibnu K/Tarbiyah.net]